Senin, Mei 09, 2016

ALASAN!!

Jika melihat judul di atas, mungkin teman-teman akan teringat dengan orangtua atau guru-guru ketika masih duduk di bangku sekolah, atau mungkin pacar ketika mereka berada di dalam kondisi amarah yang memuncak, ditambah setelah mendengar pemaparan akan sesuatu yang terjadi oleh lawan bicaranya dan mereka anggap sebagai silat lidah semata. Ya "alasan", kata ini akan memainkan peranan utama dalam postingan saya kali ini. Karena saya ingin sampaikan alasan saya.



Pertama-tama, kenapa alasan? Jujur, akhir-akhir ini saya merasa motivasi saya semakin menurun dalam segala hal yang saya lakukan, translate novel di blog ini, translate drama di Animakosia, translate lirik lagu berbahasa Jepang di Lyrical Nonsense, membuat quotes di Anime Feel Words, serta kuliah yang semakin sulit, bukannya menambah pacuan saya dalam melakukan segala hal, malah membuat saya semakin enggan untuk melakukan semuanya. Ah... Semua ini mungkin karena gejala Depresi Klinis saya saja, tapi entahlah.

Kalau coba dijabarkan satu per satu dari apa yang saya sudah sampaikan di atas, mungkin saya akan mulai dari studi kuliah saya. Kebetulan saya mengambil studi Ilmu Filsafat di sebuah kampus negeri yang "bergengsi" di Indonesia. Jujur, ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di sana yang saya rasakan adalah kebanggaan, serta rasa bahagia karena akhirnya saya bisa menimba ilmu yang memang menjadi pilihan saya. Tapi, seiring berjalannya waktu, dengan tingkat kesulitan kelas yang semakin meningkat, ditambah permasalahan-permasalahan tidak perlu yang muncul kemudian, saya merasa tersiksa. Entahlah.

Kelihatannya seru, tapi banyak tidak serunya juga.

Kemudian, translate. Kalau untuk translate novel, saya tidak terlampau ambil pusing karena "proyek" ini memanglah menjadi keinginan pribadi saya yang merupakan pecinta cerita-cerita akan sisi gelap manusia yang tidak terlepas dari pepatah Homo Homini Lupus (Manusia adalah Serigala bagi sesamanya) yang dipopulerkan Thomas Hobbes. Saya mencintai karya Osamu Dazai yang memberikan gambaran secara gamblang bagaimana manusia yang merasa aneh dengan apa yang ada di sekitarnya, dan juga merasa bahwa hidup adalah sesuatu yang tidak patut dibanggakan dan tidak ada artinya sama sekali. Namun, dalam proses mengubah bahasa dari novel Dazai pun, saya merasa sulit, bahasa yang digunakan Donald Keene sebagai pengalih bahasa Inggrisnya menggunakan istilah yang mungkin tidak akan kita dengar dari seorang berkebangsaan Inggris yang tiba-tiba mampir di kosan kumuh di Kukusan, Depok. Mungkin karena kemampuan berbahasa Inggris saya saja yang lemah. Entahlah.

Om Donald, besok-besok kalau mau bikin buku bahasanya yang mudah sedikit ya! :(

Translate lirik lagu. Saya amat sangat bersyukur memiliki "atasan" seorang Thaerin Philos, ia adalah pemilik dari situs Lyrical Nonsense, yang memiliki proyek sukarela mentraslate lirik lagu, hanya bermodalkan meminta donasi via Patreon, TANPA IKLAN YANG MENGGANGGU SAMA SEKALI. Ia pun tidak terlalu memaksa para translatornya untuk bekerja cepat, mungkin baginya dengan banyak orang yang mau sukarela membantunya di situs tersebut, dia sudah sangat berterima kasih. Namun, "bekerja" di situs ini pun bukan berarti tanpa hambatan, saya harus belajar bagaimana caranya coding blog sehingga tampilan website tersebut menjadi menarik dan memudahkan para pengunjung situs untuk mencari translasi lirik lagu yang disukainya. Saya menjadi lelah sendiri karena saya tidak memiliki kemampuan sama sekali dalam urusan tersebut. Entahlah.

Nah, kalau begini mumet gak tuh? Kalau salah sedikit ngeceknya bisa bermenit-menit.

Anime Feel Words, bisa dibilang ini adalah keputusan iseng saya untuk bergabung dalam perkumpulan remaja galau yang suka nonton anime. Konsep dari akun sosial media ini adalah menggabungkan kutipan yang mungkin dibuat sendiri (saya lebih suka mengambil kutipan dari para filosof atau musisi) dan kemudian digabungkan dengan gambar anime yang bisa dideskripsikan sedih supaya menimbulkan sublim atau rasa sedih untuk para pembaca, atau bisa disebut "ngefeel". Sejauh ini proyek ini yang paling membuat saya senang karena saya bisa bertemu banyak orang di sosial media dan dapat berbincang aneh, di free call aplikasi sosial media LINE (meskipun pada akhirnya lebih banyak diam). Entahlah.

Salah satu "Karya" saya, mengutip dari penulis terkenal Fyodor Dostoevsky

Terakhir, translate drama di Animakosia. Nah... Ini yang membuat saya terkadang merasa memiliki beban mental tersendiri. Pertama-tama saya sampaikan terima kasih kepada Jazuly sebagai owner (?) dari situs berbagi drama bersubtitle bahasa Indonesia ini, dengan mengizinkan saya sebagai salah satu tim penerjemahnya. Sebuah pengalaman yang luar biasa ketika saya bisa masuk ke dalam "industri" dimana menerjemahkan sebuah drama bukanlah hal yang sangat menyenangkan seperti yang saya bayangkan sejak awal. Tidak ada tekanan yang diberikan Jazuly kepada saya, yang ia mau cuma kami para penerjemahnya, menyelesaikan seluruh seri sehingga tidak dibiarkan menggantung tidak selesai. Akan tetapi yang menjadi masalah, banyak dari teman-teman penonton yang mungkin sangat bergairah untuk menyaksikan kelanjutan dari drama tersebut sehingga membuat beberapa dari mereka menjadi terlihat tidak sabaran dan cenderung meminta. Saya maklum, sebagai penonton saya terkadang menjadi tidak sabaran dengan kelanjutan kisah yang saya sedang saksikan (hingga saat ini saya masih bersumpah serapah karena seri Sherlock yang lama sekali rilis lanjutannya), akan tetapi menjadi bijak ketika kita berusaha melihat dari sisi orang yang mengerjakan "karya" tersebut. Bisa jadi, si penerjemah dari seri atau drama yang kita saksikan merupakan seorang mahasiswa dengan jadwal kuliah padat atau mungkin seorang karyawan kantor biasa yang berpassion di dunia drama sehingga merelakan waktunya untuk mengerjakan subtitle. Entahlah.

Line dialog-nya bisa sampai ratuuusaaan~

ALASAN!!!, terdengar dari kejauhan beberapa orang yang mungkin agak tidak suka dengan apa yang saya sampaikan.

Mungkin saja sih saya hanya beralasan. Entahlah...

2 komentar: