Jumat, November 20, 2015

Malam Natal

Suara lonceng berdengung
Nyanyian suci menggema
Tawa canda kebahagiaan tersiar
Lengan-lengan yang melingkar satu dengan lainnya.

Di malam penuh cinta kasih ini
Asap rokok penuhi kamar
Tapi kali ini lebih banyak
Namun terasa seperti biasanya

Gemerlap lampu hias warnai pohon
Tepuk tangan bahagia perayaan lengkapi kebersamaan
Tapi ini bukan tentang kebersamaan
Semua tentang kekosongan

Rayakan hadirnya juru selamat
Pemberian diberikan kepada sesama
Mereka terselamatkan
Aku tidak

Tenggelam dalam kesepian ditengah kebahagiaan
Teriakkan keputusasaan ditengah perayaan
Tangisan ditengah senyuman
Sengsara ditengah cinta kasih

Juru selamat ya?
Entah mengapa, aku tenggelam tak terselamatkan



Depok, Nopember 2015

Jumat, November 06, 2015

Jumat Berdarah

Malam, aku berjalan di tengah lingkaran.
Dengan senyum pucat pasi masih berjalan.
Senyum yang pudarkanku akan rasa sakit.
Tidak ada yang indah, namun terasa nyaman.

Entah mengapa,
Tidak seperti biasa sebuah gedung teater menarik perhatianku.
Dalam gelap, kusaksikan sebuah poster menari dengan indahnya.
Sedikit ragu, kuhampiri loket dan membeli tiket.

Masuk kedalam, berusaha seksama persepsikan yang disaji.
Sajian gerak indah namun konstan.
Perlahan alunan musik dengan bass yang kuat mulai masuki kepala.
Hilangkan perhatian, ciptakan nikmat.

Akan tetapi, nikmat itu tak berlangsung lama.
Kudengar sebuah teriakan terdengar di dalam gedung.
Sesosok wanita terjatuh dari panggung,
Sebabkan histeria kosong namun mencekam.

Para penonton terdiam,
Saksikan wanita yang berdarah perlahan dibawa pergi.
Rasa tegang merasuk,
Entah apa yang aku lakukan setelah ini.

Tapi aku bersyukur ini Jumat.
Hari dimana derita.
Derita penuh darah,

Berujung lingkaran lain esok.


Nopember 2015