Rabu, Maret 02, 2016

Clueless Review: "Yojouhan Shinwa Taikei" sebagai Representasi Pilihan dan Dunia Paralel

Selamat datang kembali di blog saya, tidak lelah sama sekali untuk sampaikan ucapan terima kasih saya untuk teman-teman yang sudah sempatkan waktu untuk kembali ke blog ini dan membaca bualan kosong saya. Kali ini rubrik Clueless Review kembali dengan sebuah anime yang belum lama ini saya saksikan (meskipun anime ini sudah tayang beberapa tahun lalu), yang berjudul "Yojouhan Shinwa Taikei" atau dalam bahasa Inggris The Tatami Galaxy. Membuat review ini memanglah berdasarkan hobi saya yang memang suka menonton banyak hal (dibandingkan membaca), mulai dari anime, drama Jepang, hingga seri TV Amerika dan seri original Netflix. Mungkin nantinya saya akan mulai membahas mengenai cerita dari sisi hiburan yang lain, tidak hanya anime.


Sekedar sampaikan informasi, selain menulis untuk blog ini saya juga menulis beberapa cerita (yang mudah-mudahan) original dari saya di Wattpad. Namun seiring berjalannya waktu, saya merasa situs media sosial menulis tersebut bukanlah tempat yang cocok untuk saya menulis, maka dari itu saya akan perlahan mulai memindahkan tulisan-tulisan saya ke blog ini. Bagi teman-teman yang belum membaca di Wattpad mungkin nantinya bisa menikmatinya di blog ini.

Tidak lupa saya sebarkan "Spoiler Alert" untuk teman-teman yang belum menyaksikan anime atau membaca novel "Yojouhan Shinwa Taikei" karena apa yang akan saya tulis disini tidak akan terlepas dari akhir cerita dari seri itu sendiri. Jadi, jika teman-teman belum menonton atau membacanya, saya sarankan untuk melakukan salah satu diantara kedua metode tersebut. Namun, jika memang masih ingin membaca ulasan saya harap tidak mengganggu minat teman-teman untuk menyaksikan dan membaca sebuah karya yang menurut saya bagus ini. Baiklah, semoga teman-teman bisa menikmati tulisan dan ulasan saya di blog ini. 

***




Yojouhan Shinwa Taikei (四畳半神話大系) atau dapat diartikan sebagai Galaksi Tatami (tatami adalah sebuah alas yang digunakan sebagai lantai dalam rumah tradisional Jepang) adalah sebuah novel karya Tomohiko Morimi yang beraliran misteri, psikologis dan roman. Cerita dari novel ini berpusat pada tokoh "Aku" (watashi, 私), dimana tokoh Aku ini merupakan seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi. Ketika baru masuk sebagai mahasiswa, Aku yang berharap akan merasakan masa kuliah yang menyenangkan dan penuh dengan romansa merasa bahwa untuk mencapai harapannya tersebut ia harus mengikuti circle (サークル, bisa berarti grup, ekstrakulikuler, atau Unit Kegiatan Mahasiswa) yang tepat.

Diceritakan di awal, Aku memilih UKM Tenis sebagai jalur perjuangannya. Namun setelah dua tahun masa kampusnya, ia merasa telah gagal di UKM tersebut, dia tidak memiliki banyak teman dan dijauhi para perempuan. Di UKM tersebut ia bertemu dengan seorang laki-laki yang kemudian menjadi "sahabat"-nya yang bernama Ozu. Aku dan Ozu ini akhirnya menjadi "bandit percintaan" dengan berusaha untuk menghancurkan segala hubungan romantis yang terjadi di dalam UKM tersebut. Akan tetapi, Aku bukannya gagal dalam dunia percintaannya, di masa dua tahun tersebut ia mengenal seorang perempuan yang kemudian dekat dengannya bernama Akashi, dia adalah junior yang tidak sengaja dikenalinya, Akashi adalah mahasiswa teknik dan anggota UKM aeronautika, perlahan Aku menyukai Akashi.




Namun, Aku tetap merasa gagal untuk mencapai tujuannya. Ia merasa bahwa mungkin jika ia memilih UKM lain maka ia bisa merasakan kehidupan kampus yang lebih indah, dia bahkan menyalahkan pertemuannya dengan Ozu sebagai alasan utama kegagalannya, namun Ozu menganggap bahwa mereka sudah terikat takdir untuk terus bertemu dan menjadi "sahabat", entah apapun yang terjadi. Dengan rasa gagal yang berkecamuk dalam dirinya, Aku merasa harus kembali ke masa lalu dan merubah semuanya, hingga pada akhir episode atau bagian pertama, keinginannya terkabul.




Meskipun, Aku kembali ke masa ketika ia baru menjadi mahasiswa, ia tidak mengingat mengenai pilihan yang ia ambil sebelumnya. Dalam episode-episode selanjutnya, akan dimunculkan bagaimana jika Aku memilih UKM yang lain. Dengan kembalinya Aku ke masa lalu, tidak senantiasa membuat kehidupannya menjadi "lebih baik", ia tetap berteman dengan Ozu, merasa gagal, dan dekat dengan Akashi, meskipun sebenarnya jika Aku memang ingin menjadikan Akashi sebagai kekasihnya, ia sudah amat sangat dekat untuk mencapainya. Untuk teman-teman yang mungkin kurang menggemari menonton tipe cerita seperti ini mungkin akan mulai kelelahan dengan alur cerita cepat yang juga diwarnai dengan monolog-monolog Aku dan dialog yang cepat serta pengulangan yang terus terjadi di setiap episodenya.

Hingga pada akhirnya Aku memutuskan untuk tidak memiliki UKM apapun, dia menjadi penyendiri di kamarnya sendiri. Pilihan ini pun tetap memunculkan kegagalannya tersendiri. Ia mulai merasa bosan dengan kamarnya yang hanya berukuran 4,5 ukuran tatami normal. Tapi, ketika ia memutuskan untuk mulai keluar dari kamarnya, ketika ia membuka pintu dan jendelanya, ia hanya menemukan kamarnya lagi. Ia memutuskan untuk terus menelusuri kamar-kamar tersebut yang menurutnya masih kamarnya sendiri dan tidak memiliki perbedaan. Ia terus berjalan menyusuri kamar-kamar itu dan setelah puluhan atau mungkin ratusan kamar yang ia telusuri, ia mulai menyadari bahwa setiap kamar yang didatanginya memiliki perbedaan, dari segi detail tata letak barang hingga suasana dari masing-masing kamar. Hingga akhirnya ia tersadar, bahwa setiap kamar yang ia lalui adalah gambaran atau representasi dari pilihan-pilihan UKM yang ia telah ambil. Bagaimana kamarnya ketika ia memutuskan untuk ikut UKM tenis, sepeda, film, softball, organisasi rahasia kampus dan lainnya.




Ketika menonton seri anime ini, saya langsung teringat tentang teori possible world atau dunia yang mungkin (atau dalam bahasa populer dan sains dunia paralel). Dalam teori ini ada anggapan bahwa segala kemungkinan yang hadir akan memunculkan fakta-fakta yang mungkin, jika seseorang ataupun beberapa orang menganggapnya dan memilihnya sebagai fakta. Tokoh aku ini hidup dalam penyesalan dan selalu saja bergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang ada, "jika aku memilih UKM ini" atau "jika aku memilih UKM itu". Dimana dalam pembahasan ini, masih menjadi pertanyaan besar dalam kajian itu sendiri.

Yojouhan Shinwa Taikei, hadir untuk mengingatkan kita akan kebijaksanaan pilihan. Tokoh Aku juga bisa menjadi kritik kepada orang-orang yang selalu merasa gagal dalam hidupnya, ingin mengulangnya semua dan bergantung pada kemungkinan yang ada. Namun, cerita ini mengajarkan pada kita, jika memang kita tidak mengambil satu tindakan apapun yang berarti, maka semua alasan kita yang selalu saja bergantung pada kata "jika" akan hanya menjadi bualan dan alasan kosong belaka atas kegagalan-kegagalan yang kita alami.

Pada akhirnya, kita sebagai manusia harus merasa teranugerahi dengan segala kelebihan dan kekurangan yang hadir dalam diri kita. Ketika kita gagal pada suatu bidang, jangan jadikan kemungkinan atau orang lain sebagai penyebab kita gagal. Kegagalan adalah pelajaran yang muncul dari pengalaman. Kegagalan adalah sesuatu yang pantas kita genggam sebagai bagian dari kita untuk melangkah dan menjadi pribadi yang lebih baik.

***

Pada awalnya, saya tertarik pada seri ini karena yang menjadi pengisi lagu dari tayangan pembuka anime ini adalah ASIAN KUNG-FU GENERATION, yang merupakan band favorit saya sejak SMP, ditambah dengan ilustrator dari anime ini adalah Yusuke Nakamura yang merupakan ilustrator langganan untuk cover album dari AKG sendiri. Kemudian, ketika menonton seri anime ini saya sangat senang dengan ceritanya. Penuh dengan makna dan bisa mengajarkan kita banyak hal.

Akhirnya, terima kasih sudah membaca ulasan kosong saya ini. Jika ingin berdiskusi tanpa sebarkan hal-hal yang berbau hate speech, silahkan sampaikan pendapat teman-teman di kolom komentar dibawah.

Sekali lagi, terima kasih.

2 komentar: